sedih..., senang..., menangis...., tertawa

Sunday, March 11, 2007

Cerita di kereta

Aku biasa pergi ke Bogor dengan transportasi kereta api. Selain murah, dengan kereta api bisa lebih cepat setengah hingga satu jam. Sebenarnya dari segi kenyamanan, kereta api bukanlah sarana transportasi yang dapat dibilang nyaman. Tapi belum ada alternative lain yang bisa menggantikan kereta api dari kecepatan dan harganya. Karena harganya yang murah maka orang yang menggunakannya pun cukup banyak dan beragam. Sejak aku menggunakan alat transportasi ini banyak hal positif dan pengalaman seru yang aku dapatkan diantaranya:

AKU PUNYA TEMAN BARU

Karena kereta aku punya teman-teman baru dan membentuk satu komunitas. Awalnya aku heran kenapa ada sekelompok orang yang begitu akrab (seperti sodara) terbentuk ketika mereka menggunakan transportasi tersebut? Tapi akhirnya aku mengalami juga. Bahkan akibat keakraban di antara penumpang tersebut, kabarnya sering terjadi perselingkuhan. Kalau aku sih bukan termasuk di dalamnya. I’M CLEAR hehehehe

Orang di komunitas keretaku cukup beragam. Ada guru SD, guru SMP, karyawan SPS IPB, karyawan UI, Branch officer dan teller sebuah Bank swasta, karyawan PGN, pegawai PEMDA Bogor dan masih banyak lagi.

Bagaimana komunitas itu terbentuk? Mungkin karena terlalu sering bertemu dan naik di stasiun atau gerbong yang sama. Awalnya aku menunggu kereta tanpa tolah-toleh. Kadang baca buku atau ngelamun (kebanyakannya sih ngelamun). Tapi karena kebutuhan akhirnya aku sering bertanya atau ditanya “Kereta ke bogor dah lewat belum yah?” Nah dari situ aku mulai punya teman yang sama-sama menunggu kereta ke Bogor. Ada juga teman dari stasiun yang berbeda. Misalnya dari Lenteng Agung, UI, Pancasila, Depok dan seterusnya. Semakin hari teman semakin bertambah. Hingga akhirnya kita membentuk komunitas dengan sendirinya. Selama dalam perjalanan kita bisa saling bertukar pikiran, curhat dan bercerita tentang apa saja yang menarik untuk dijadikan topik. Mulai dari makanan hingga hal-hal "berat" yang kadang bikin pusing. Biasanya kita membicarakan topik yang ada di headline news sebuah surat kabar. Misalnya harga beras yang terus menerus naik, biaya pendidikan yang sangat mahal, gaji gurur yang rencananya akan naik, bencana alam yang terus terjadi, rapelan anggta DPRD yang tidak manusiawi dan menyedot PAD wah…banyak deh.

Hampir semua orang di komunitasku sudah berkeluarga. Awalnya ada 5 orang yang belum menikah termasuk aku. Tapi sudah hamper dua tahun angka itu berkurang tinggal 3. Januari 2005 aku pergi ke pesta pernikahan teman keretaku di Gedung pertemuan PLN di Duren Tiga. Dua tahun kemudian tepatnya 28 Januari 2007 aku menghadiri pernikahan teman keretaku di Cianjur. Dan menurut informasi yang beredar, bulan Mei tahun ini aku akan kembali diundang teman keretaku ke acara pernikahannya. Terus kapan aku ngundang mereka ke acara pernikahanku.. waduhh.. kapan yah????? Hiks..hiks…Teman-temanku itu selalu bertanya “kapan aku ke Cirebn lihat pernikahanmu?” aku hanya bisa menjawabnya dengan senyuman…..Eh kok malah ngelantur seh….Hidup Jomblo!!!!

Kembali ke topik semula. Semua teman keretaku baik-baik. Mereka selalu memberi support, nasehat dan berbagi tip untuk menghadapi kehidupan terutama kehidupan rumah tangga. Dan satu hal membuatku senang mereka selalu mendoakan aku untuk segera menyelesaikan proyek tebu transgenic dan lulus dengan baik serta segera mendapat jodoh yang sesuai. Amien. So ternyata kita bisa mendapatkan teman yang baik dimana aja. Ingatlah jika kita baik, maka orang pun akan baik pada kita. (emang aku baik yah..?? embuh wiss...)

KETELEDORANKU MENURUN
Ini hal kedua yang aku rasakan positif dengan naik kereta api. Terus terang aku termasuk orang yang teledor dan lamban. Kadang aku membuka tas di tengah jalan dan lupa menutupnya rapat (seolah menggoda pencopet). Kereta itu transportasi murah dan terjangkau oleh orang-orang "lemah keuangan" (like me). Jadi siapapun bisa naik transportasi ini. Penjambret dan pencopet pun berkeliaran dengan mudah di sana apalgi jika musim lebaran telah mendekat. Teman-temanku ada yang pernah kejambret. Mbak Lina kehilangan kalung sebesar 10 gram. Teh Ani jua kehilangan kalung sebesar 5 gram. ( Wah..rezeki besar buat penjambret mugnkin dia bisa tidak beroperasi selama beberapa hari). Dan jarak penjambretan keduanya tidak terlalu jauh dan di stasiun yang sama, Stasiun Citayam.
Aku juga pernah melihat penjambretan.Waktu itu aku pulang sekitar jam 8 malam dari stasiun Bogor. Pekerjaan di Lab yang banyak membuatku mengantuk. Sambil terkantuk-kantuk aku mendekap tasku kuat-kuat. Sebelum kereta berangkat aku sempat melihat berkeliling. Ada seorang ibu yang meletakan tas di pangkuannya (menggoda maling) dan resleting tasnya tidak terkunci. Sebelumnya dia menelpon dengan menggunakan HP. Aku sudah merasa ada bahaya yang mengancam si ibu itu. Ibu itu pun duduknya di dekat pintu gerbong. Nah pas sampai Stasiun UI aku melihat ke arah jam tanganku jam setengah 9. Aku menunddukan kepalaku. Aku hanya bisa melihat kaki diselingi gerobak (penjual tahu atau buah2an), kaki disertai ember (penjual minuman) atau kaki aja (penumpang atau mungkin pencopet) berseliweran di hadapanku tiba-tiba "COPETTTTT" teriak seorang laki-laki. Aku terperengah dan mengangkat kepala. Aku masih sempat melihat seorang laki-laki lompat saat kereta bergerak meninggalkan stasiun. Kemudian terdengar bunyi "gedubrak". Rupanya pencopet itu terjatuh. Si ibu yang kehilangan awalnya terpaku. Setelah sadar dia bergerak ke arah pintu ingin mengejar pencopet tapi laju kereta bertambah cepat. Si ibu membisu di depan pintu. AKu pun masih tertegun sambil terus mendekap tasku. Tanganku agak gemetar. Apa jadinya jika itu terjadi padaku...Mungkin akan sama seperti si ibu itu. Alhamdulillah tak lepas dari mulutku. Dan gerbong mulai ramai membahas persitiwa itu.

CARA AKU MEMANDANG ORANG PUN BERUBAH
Aku termasuk orang yang suka "Judge a book from the cover" (benar gak sih tulisanya...). Sudah lama sekali aku ingin merubah hal ini. Dan banyak persitiwa di kereta itu menyadarkan aku untuk merubah sikap itu. Suatu hari aku bertemu seorang ibu yang aku pikir dia cukup berpendidikan dan berpengetahuan. Aku melihat hal itu dari pakaian yang dikenakannya (Pegawai Kantoran yang Necis dan berwibawa). Dia membawa tas keseresek yang berisi kelengkeng. Dia pun mulai memakan kelengkeng itu. Aku terus memperhatikan ibu necis itu Satu per satu biji dan kulit kelengkeng itu berjatuhan di dekat kakinya. Tidak tampak rasa bersalah pada wajahnya. Aku gak tahu apa yang ada di pikirannya....Sampah bisa menyebabkan RUMAH ANDA KEBANJIRAN BU teriakku dalam hati. Tapi memang kulit dan biji lengkeng itu tidak sendirian masih ada sampah dari buah-buahan lain atau dari minuman dan makanan lain berserakan di sana.
Di hari yang berbeda ada seorang perempuan seusiaku dengan kerudung usang menghiasi wajahnya. Wajahnya tampak putih tapi maaf bibirnya agak sumbing. Dia duduk berhadapan denganku. Dia membeli sebuah jeruk mandarin (kok mandarin yah???? pokoknya jeruklah). Dia pun mulai mengupas kulitnya. Kulit jeruk itu dia kumpulkan di salah satu tangannya. Aku terus memperhatikan perempuan itu. Aku pikir dia akan membuang kulit jeruk itu. Perempuan itu masih menggenggamnya. Kemudian dia memakan spasi jeruk dan mengeluarkan biji. Aku berpikir dia akan membuang biji jeruk itu. Perempuan itu memang membuang biji jeruk itu tapi ke dalam genggamannya. Setelah hampir jeruknya habis perempuan itu mulai kerepotan. Aku pikir dia akan segera membuangnya seperti yang lain. Tapi perempuan itu berusaha membuka tasnya dan mengambil sebuah
keresek hitam. Dia membuang semua sampah jeruknya ke keresek itu. Aku menarik napas lega. Ternyata perempuan ini berbeda dengan Si Ibu Necis. Aku tahu apa yang ada di pikirannya "KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN DAN KEIMANAN SESEORANG PATUT DIRAGUKAN JIKA DIA TIDAK MENJAGA KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGANNYA. Jadi Denena jangan laginya judge a book from the cover.. ok?

Sebenarnya masih banyak lagi hal positif yang aku peroleh dari kereta. Kehidupan nyata Bangsa dan Negera ini tampak jelas disana. Mungkin presiden sekali-kali bolehlah naik kereta ekonomi...supaya tahu seperti apa dan gimana sih susahnya hidup di negeri yang katanya KAYA RAYA itu....

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home