sedih..., senang..., menangis...., tertawa

Saturday, February 17, 2007

berbagi dengan sesama

Berbagi dengan orang lain adalah suatu hal yang dianjurkan karena sebagian dari rizki /harta kita ada milik orang lain. Seperti ada dalam alquran "termasuk orang yang bertakwa adalah yang membagi rizki yang telah diberikan Allah untuknya....."

Pagi itu seperti biasa aku pergi ke Bogor dengan menggunakan angkutan kereta api.
Sampai di stasiun Kalibata aku tidak perlu menunggu lama karena kereta sudah ada di jalur 2 yang menuju ke arah Bogor. Aku pun segera naik. Aku senang gerbong tidak terlalu penuh. Jadi tidak sesak napas. Kalo lagi apes dapet kereta penuh wah.....cape...deh. Noleh sedikit pasti nyium bau yang tidak sedap atau kalupun bau wangi biasanya malah bikin pengen muntah. Kitab enar2 seperti terhimpit. Menurut adiknya temanku "untung kita manusia, coba kalo kita ini tahu pasti udah ancur...hehehe" . Aduhh.. jadi ngelantur nih..
Nah kereta berjalan dan telah melewati beberapa stasiun. Sampai di UI, banyak orang2 yang menyerbu masuk ke dalam gerbong. Ini di luar dari biasanya. Biasanya kalo udah lebih dari jam 8 kereta ke Bogor itu sepi penumpang. So kemungkinan ini kereta balik, artinya kereta ini hanya sampai stasiun Depok Lama dan balik lagi ke JKT KOTA. Waduh..., di Depok lama akan terjadi perebutan kekuasaan neh.. pikirku. Aku pun segera mengambil keputusan untuk turun di Depok Baru.
Turun di Depok Baru. Sambil menunggu kereta berikutnya yang sampai stasiun Bogor aku membuka agendaku. Ada beberapa kegiatan yang belum aku tulis. Aku mengambil tempat duduk di ujung stasiun. Disitu ada 2 kursi panjang yang masih kosong. Aku duduk sendrian. Matahari mengarah padaku. Aku membiarkan tubuhku disinari olehnya. Itung2 ngasih vitamin D buat tulang...Setelah beberapa menit aku duduk disitu, tiba seorang pengemis dengan kepala tertutup hingga menutupi wajahnya datang dengan menyodorkan tangannya. Aku menatap ke arahnya dan terhenyak "Astagfirullah" gumamku. Dari posisi aku duduk terlihat jelas kulit wajah pengemis itu terkelupas. Bagian kelopak dan kantung matanya menciut dan bola matanya nyaris tak terlihat. Kulit bagian dalam dari mata/entah apa namanya merah sekali. Karena takut aku langsung menatap bagian lain dan ternyata kulit tangan dari pengemis itu pun terkelupas. Entah apa nama penyakit seperti itu. Dalam keterkesiapanku aku menggoyangkan tanganku sebagai isarat. Pengemis itu diam tak bergeming. Aku kembali menggoyangkan tanganku dengan mengucapkan "maaf bu". Pengemis itu pun berlalu meninggalkanku. Aku kembali menulis agendaku yang baru separuh kubuat. Ketika menoleh ke arah selatan, di bangku besi itu si pengemis duduk membelakangiku. Sepertinya dia sedang menghitung pendapatannya. Aku teringat salah satu penyiar Iradio yang menceritakan kunjungannya ke rumah salah seorang pengemis kereta jurusan JKT-BGR. Di rumah pengemis itu ada TV, kulkas, mesin cuci, dipenser dan motor. Semua dibeli secara kredit dengan pembayaran beragam mulai dari 5000 hingga 15.000 yang dibayarkan setiap hari. Ternyata penghasilan pengemis2 itu begitu fantastis. Sehari jika mereka telaten dan bekerja sehari penuh /dari pagi sampai sore, mereka bisa mendapatkan uang paling sedikit 100 ribu rupiah. Nah siapa yang berminat....???? Aku kembali fokus ke agendaku. Tiba2 pengemis itu datang lagi. Aku melihat tangannya dan segera menggoyangkan tanganku tanpamelihat wajahnya. Dia diam beberapa saat seperti tadi dan kemudian berlalu. Tak lama setelah pengemis itu benar2 pergi kereta yang meuju BGR berhenti di depanku. Aku segera mengemasi buku agendaku dan masuk ke dalam gerbong yang agak penuh. Aku tidak mendapatkan tempat duduk. Kereta pun berjalan melalui beberapa stasiun. Aku mulai lelah berdiri. Sampai di stasiun Bojonggd seorang bapak berdiri hendak turun. Hemm., akhirnya duduk juga pikirku lega.
Tak terasa sampai di stasiun bogor. Aku segera mengecek tas ranselku sebelum aku turun. Aku ingin memastikan kalo resleting nya sudah dalam posisi yang seharusnya. setelah merasa pas aku meletakan ranselku di punggung. Aku keluar dari stasiun berjalan melewati pelataran kios yang sebagian dari pelataran itu telah terisi dagangan para pedagang kaki lima. Apalagi waktu itu 10 hari sebelum lebaran. Semua pedagang telah mengeluarkan dagangannya. suasana sudah mulai ramai. Ketika sampai di tikungan kios, tas punggunggku terasa lebih berat. Secara refleks aku menoleh ke belekang. Tak jauh dariku, di depan warung padang itu terlihat seorang laki2 mungkin umurnya 7 tahun lebih tua dariku. Dia seperti takut dan kecewa. Aku segera meraba tas ranselku tanpa mengubah posisinya/ransel masih di punggung. Ternyata salah satu resletign dari ranselku telah terbuka. Aku terus memegangnya tanpa mengubah posisi. setelah merasa jauh dari tempat itu aku segera mengambil ranselku dan memeriksa isinya. Ternyata belum ada yang diambil. O.. terim a kasih TUHAN... semuanya tetap pada posisinya. Berarti pencopet itu belum berhasil mengambil apapun. Aku menarik nafas lega.
Aku ceritakan hal ini sama sahabat2ku dan hampir dari semuanya mengatakan "Allah menegurmu De... Kamu harus bersedekah untuk mensucikan hartamu dari harta milik orang lain berapa pun harta/uang yang kamu punya." Yah....Allah memberi rizki orang lain melalui kita so jangan pelit buat sedekah...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home